AMERIKA SERIKAT-Sebelum anestesi ditemukan, operasi adalah perlombaan melawan waktu. Pasien tetap sadar penuh, merasakan setiap sayatan. Semakin cepat dokter bekerja, semakin besar peluang pasien untuk selamat.
Ini bukan soal keahlian semata, tapi soal bertahan hidup dalam rasa sakit yang tak terbayangkan.
Sebelum tahun 1846, dunia medis belum mengenal bius. Semua operasi, dari amputasi hingga pengangkatan tumor, dilakukan dengan pasien sepenuhnya sadar.
Jeritan, pendarahan, dan trauma adalah pemandangan biasa di ruang bedah. Dokter bukan sekadar ahli memotong, tapi juga pelari cepat yang harus menyelamatkan pasien.
Amputasi menjadi ujian utama para dokter bedah.Pasien harus dipegang erat, sementara dokter memotong jaringan hidup secepat mungkin.
Semakin lama prosesnya, risiko kematian akibat syok, rasa sakit, dan infeksi semakin besar. Pada masa itu, dokter terbaik bukan yang paling halus, tapi yang paling cepat.
Salah satu dokter paling terkenal di masa itu adalah Robert Liston. la dijuluki “Pisau Tercepat di West End” karena mampu mengamputasi kaki hanya dalam 30 detik.
Di zamannya, Liston dianggap pahlawan. Kecepatan tangannya berarti harapan hidup yang lebih tinggi bagi pasien. Cepat, kejam, namun itulah standar medis pada era sebelum bius ditemukan.
Tapi kecepatan juga punya risiko.
Dalam satu operasi, Liston tanpa sengaja melukai pasien, asisten, dan bahkan memotong pakaian seorang penonton. Akibat infeksi, ketiganya meninggal dunia.
Peristiwa ini dikenal sebagai satu-satunya operasi dalam sejarah dengan tingkat kematian 300 persen.
Semua berubah pada tahun 1846. William Morton, seorang dokter gigi di Amerika, memperkenalkan penggunaan eter sebagai anestesi.
Untuk pertama kalinya, pasien dapat dioperasi tanpa rasa sakit yang luar biasa. Penemuan ini merevolusi dunia bedah.
Kini, dokter tak lagi harus berlomba dengan waktu, melainkan bisa fokus pada ketepatan dan keselamatan.
Operasi yang sebelumnya jadi momok menakutkan berubah menjadi prosedur yang bisa dijalani dengan tenang.
Tanpa anestesi, takkan ada operasi besar, transplantasi organ, atau bedah plastik seperti sekarang.
Semua kemajuan medis modern berakar dari satu penemuan penting: kemampuan membuat pasien tak lagi merasa sakit.
Hari ini, mungkin kita masih takut disuntik bius.Tapi dibandingkan masa lalu, itu adalah kemewahan.
Dulu, satu-satunya pilihan adalah menahan sakit dalam operasi brutal, atau menunggu kematian perlahan karena infeksi.
Sejarah ini mengingatkan, hal yang kini kita anggap biasa, dulu adalah pertempuran hidup dan mati.(Dari Berbagai Sumber/Lasman)