Arsip Program Makan Bergizi Gratis Masa Pemerintahan Belanda Dibuka untuk Publik dalam Bentuk Buku

Pelaksana tugas (Plt) Kepala ANRI Imam Gunarto (tengah)

JAKARTA – Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menerbitkan buku arsip tentang penerapan program Makan Bergizi Gratis dari masa Hindia Belanda. Buku tersebut menjadi bagian dari kontribusi dan dukungan ANRI terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala ANRI Imam Gunarto dalam Ekspose Naskah Sumber Arsip Makan Bergizi Gratis dari Masa Hindia Belanda hingga Republik, penanganan Stunting dan Kemandirian Pangan yang digelar Jumat (17/1/2025) menjelaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis sejatinya sudah pernah dilakukan olej pemerintah Hindia Belanda. Hanya saja, pada saat itu, Pemerintah Hindia Belanda menghadirkan program Makan Bergizi Gratis untuk mengatasi masalah kelaparan dan gizi, seperti busung lapar dan stunting.

“Karenanya sasaran program ini pada zaman pemerintahan Belanda adalah masyarakat miskin dan menderita busung lapar, bukan orang kaya,” kata Imam.

Program Makan Bergizi Gratis masa pemerintahan Belanda tersebut kemudian ditelusuri melalui sejumlah arsip statis yang dimiliki oleh ANRI. Dari arsip-arsip yang ada tersebut, ANRI menerbitkan dalam bentuk buku.

Melalui buku iyang memuat penerapan makan bergizi gratis masa pemerintahan Belanda ni, Imam berharap dapat berkontribusi meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menyukseskan program Makan Bergizi Gratis yang saat ini sedang dilaksanakan oleh pemerintah.

Bacaan Lainnya

“Buku ini untuk disebarluaskan kepada seluruh masyarakat agar program ini menjadi program dengan partisipasi yang kuat, sehingga sukses,” lanjutnya.

Imam menyampaikan buku arsip yang bertajuk “Naskah Sumber Arsip Makan Bergizi Gratis Zaman Hindia Belanda sampai Republik, Penanganan Stunting, dan Swasembada Pangan Program 100 Hari Kabinet Merah Putih” itu terdapat dalam versi cetak dan digital (e-book) yang mudah diakses oleh masyarakat.

“Jadi nanti juga (e-book) akan ditaruh di website ANRI. Bisa diunduh untuk dibaca oleh semua orang dan bisa disebarkan melalui jaringan-jaringan yang lain. Yang ketiga, nanti kita akan cetak, tapi masih terbatas,” jelas Imam.

Pos terkait