YOGYAKARTA-Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo meninjau rencana pembangunan Kampus Terpadu Madrasah Mu’alimat Muhammadiyah Yogyakarta pada Senin (17/2/2025).
Pembangunan kampus ini dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan perempuan sebagai bagian dari upaya menciptakan sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Menteri Dody menegaskan bahwa pendidikan adalah fondasi utama dalam mencapai visi besar Indonesia Emas 2045.
“Sesuai dengan Asta Cita Presiden Prabowo, pendidikan adalah salah satu pilar utama. Meningkatkan akses pendidikan berkualitas bagi semua anak bangsa, termasuk perempuan, menjadi prioritas kami,” ujarnya.
Dalam kunjungannya, Dody mengungkapkan bahwa Kementerian PU akan terus berupaya merenovasi dan merehabilitasi sarana serta prasarana pendidikan di berbagai wilayah.
“Kami berkomitmen untuk memperbaiki fasilitas pendidikan, termasuk proyek ini. Tujuannya adalah memberdayakan lebih banyak perempuan di Indonesia agar mereka dapat berkontribusi lebih besar dalam pembangunan bangsa,” tambahnya.
Meski menghadapi keterbatasan anggaran, Dody menegaskan bahwa sektor pendidikan tetap menjadi prioritas utama pemerintah.
“Pendidikan adalah investasi terbesar kita. Bagaimana putra-putri Indonesia, termasuk perempuan, mendapatkan akses pendidikan terbaik sangat penting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” katanya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, KH. Haedar Nashir, mengapresiasi dukungan pemerintah terhadap pembangunan Kampus Terpadu Madrasah Mu’alimat. Ia menyebut proyek ini sebagai langkah untuk melanjutkan visi KH. Ahmad Dahlan dalam mencerdaskan bangsa.
“Pembangunan kampus ini juga bertujuan mengurangi kesenjangan antara Madrasah Mu’alimin dan Madrasah Mu’alimat. Jika Mu’alimin telah memiliki kampus yang representatif, kini saatnya Mu’alimat mendapatkan fasilitas yang setara,” ujar Haedar.
Pembangunan Kampus Mu’alimat ini diharapkan dapat menjadi pusat pendidikan perempuan yang tidak hanya menekankan aspek akademik, tetapi juga membentuk karakter dan kepemimpinan. Kampus ini dirancang untuk mendukung potensi lebih dari 2.000 santri perempuan.