Air Mata Dianita Maulin Vasko, istri Wagub Sumbar untuk Gaza

PADANG– Air Mata Dianita Maulin Vasko, berderai saat syair-syair tentang penderitaan Gaza -atas kezaliman Israel-disuarakan dengan penuh emosi oleh Andri C Tamsin, penyair papan atas Sumbar.

Pada acara Baca Puisi untuk Gaza, Save Gaza, Love Gaza Minggu, 22 Juni 2005 di parkiran selatan, GOR Agus Salim, Padang, Provinsi Sumatera Barat.

Acara ini digagas oleh World Poetry Movement , sebuah gerakan puisi dunia, yang diketuai oleh Sastri Bakry.

Didukung oleh banyak komunitas seperti HWK Sumbar, SatuPena Sumbar, Sumbar Talenta Indonesia, Asosiasi Siti Manggopoh,, PPIM, WCLC, komunitas Literasi, FKPPI Padang, Kebaikan Ummat dan masih banyak lagi.

Dianita Vasko yang duduk diapit mantan pj Sekda, Yozarwardi, Sekda definitif, Arry Yuswandi dan Ketua WPM Sastri Bakry, kelihatan larut dalam suasana Gaza dari Ranah Minang.

Bacaan Lainnya

Ia merasa bangga karena di tengah dunia yang makin sibuk dengan dirinya sendiri, kita masih punya ruang untuk peduli.

“Bangga karena hari ini kita berhimpun bukan karena harta, bukan karena kuasa, tapi karena nurani yang masih hidup. Sebagai urang awak, saya merasa ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk menyuarakan kebenaran, untuk menyampaikan cinta dari Ranah Minang kepada saudara-saudara kita di Gaza” ujarnya berkaca kaca saat orasi di hadapan tokoh masyarakat dan organisasi.

“Terimakasih panitia World Poetry Movement yang didukung banyak komunitas sudah melakukan aksi damai untuk menyuarakan tentang Gaza. Kita tahu kata- kata bisa menghancurkan dunia, lewat kata- kata pula kita suarakan syair- syair indah untuk melawan kezaliman Israel,” katanya lagi.

Ketua Panitia Baca Puisi untuk Gaza, Eka Fitriyah Fauzar, merasa bangga dan bahagia dengan kehadiran dan kepedulian pejabat serta tokoh-tokoh masyarakat.

“Saya tak merasa capek bahkan bahagia meski saya dan teman- teman mahasiswa bekerja memasang tenda hingga pukul 4 pagi, dan pukul 6 pagi sudah ada lagi di lokasi.Namun, semua terbayarkan melihat ibu Vasko orasi, membaca puisi dan menyanyi dengan luar biasa, sungguh multi talenta.

Belum lagi sekda, pak Arry Yuswandi dan kadis Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, pak Yozarwardi membaca puisi yang juga sangat menyentuh ” katanya lagi.

Puisi – puisi yang dibacakan itu menggetarkan dan menyentuh relung hati penonton.

Tidak hanya Dianita Maulin Vasko, Arry Yuswandi, Yozarwardi Utama Putra, Andria C Tamsin , Fauzul El Nurca, Yenny Ibrahim sebagai pembaca puisi yang menggetarkan hati.

Juga seluruh pembaca puisi membacanya dengan hati. Hal ini menunjukkan kepedulian Ranah Minang terhadap kondisi Palestina yang merana.

Acara yang dipandu MC kondang Malin Tirih dan Sigit berhasil mengaduk- aduk emosi penonton dan para pembaca puisi. Sebentar ketawa, sebentar menangis dan terluka.

Selain tampilan Nasyid Al-Fajr yang memukau , Ustadz Muhammad Yugi yang membuka hati kita dengan tausiah.

Juga Puisi Era Yunus, Dendang RATOK GAZA, Fauriza , Puisi Marniyeti, Puisi Fauzul El Nurca, Puisi Nofie G Winata pegiat literasi yang datang jauh- jauh dari Bukittinggi.

Puisi Ranti Arastri, Puisi Rhein Eka Triana, Puisi Tyo Kurniawan, anak muda yang penuh semangat.

Kemudian puisi Armaidi Tanjung sekretaris SatuPena Sumbar , puisi Hesti dan Sri Juwita Dewi juga berhasil mencuri perhatian penonton.

Berikut Puisi Dianita Maulin Vasko, yang dibuat dengan hati dan dibacakan sepenuh hati sebagai urang Minang.

Inilah suara dari Ranah Minang,
untuk Gaza yang luka
Oleh Dianita Maulin Vasko.

dari lereng Singgalang berbisik angin,
menyusuri sawah hijau berlarik doa

langit minang bertanya lirih:
“apa kabar anak gaza?”

kami di sini makan nasi dengan aman,
kalian di sana menelan debu reruntuhan

kami tidur di ranjang hangat,
kalian terlelap di bawah dentuman senjata

tapi wahai gaza, jangan kau sangka sendiri

dari surau kecil kami lantunkan ayat suci,
dari lumbung hati kami kirimkan empati
dan dari lubuk jiwa kami,
cinta tak pernah mati

gaza, engkau luka kami
engkau perih yang kami rasai

kami mungkin jauh di mata,
tapi dalam doa, engkau tak pernah terlupa

kami tak punya senjata,
tapi kami punya pena dan suara

kami tak bisa bertempur,
tapi kami bisa bersatu dan mengatur langkah

dari padang ke gaza
kami kirim cinta dan keberanian
semoga damai datang sebagai kenyataan.
save gaza, love gaza.
karena cinta tak butuh alasan

Padang, 22 Juni 2025

Semoga apa yang dilakukan panitia dan seluruh pendukung acara untuk Gaza telah menunjukkan keberpihakan kita sesuai keimanan kita walau kecil dan semoga membuat catatan ibadah kita bertambah di mata Allah. Amin,” pungkas Fitria mengakhiri.  (Lasman)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *