Bangkitnya Partai Masyumi “Reborn”: Perjuangan Ideologi atau Kepentingan Politik Pragmatis?

Wildan Mutaqin Presiden Mahasiswa BEM UMJ

Dampak politik identitas yang berlebihan sangat merugikan. Polarisasi yang terjadi tidak hanya merusak persatuan bangsa, tetapi juga menciptakan ketegangan sosial yang berpotensi memicu konflik horizontal. Dalam jangka panjang, praktik ini dapat mengurangi rasa saling percaya antar kelompok masyarakat, melemahkan kohesi sosial, dan menurunkan kualitas demokrasi. Politik identitas yang eksklusif juga sering kali menutup ruang dialog dan kerja sama antara kelompok-kelompok berbeda, yang seharusnya menjadi fondasi utama dalam membangun bangsa yang majemuk.

Di sisi lain, keberadaan Masyumi Reborn juga memberikan peluang untuk memperkenalkan politik Islam yang moderat dan inklusif. Jika partai ini mampu mengedepankan nilai-nilai Islam yang mengajarkan toleransi, keadilan, dan persatuan, maka ia dapat menjadi kekuatan yang memperkuat moderasi dalam politik Indonesia. Dengan mengambil inspirasi dari ideologi Masyumi yang lebih terbuka pada pluralisme dan kesatuan nasional, Masyumi Reborn bisa menjadi partai yang tidak hanya memperjuangkan kepentingan umat Islam, tetapi juga menjadi jembatan bagi seluruh kelompok masyarakat untuk bekerja bersama dalam menciptakan Indonesia yang lebih adil dan sejahtera.

Namun, tantangan besar bagi Masyumi Reborn adalah bagaimana menghindari penggunaan politik identitas yang sempit dan lebih memilih pendekatan yang inklusif. Dalam dunia politik yang semakin terpolarisasi, di mana identitas agama sering kali digunakan untuk memecah belah, Masyumi Reborn harus mampu menunjukkan bahwa mereka tidak hanya bertujuan untuk menggalang kekuatan berdasarkan agama, tetapi juga untuk memperjuangkan nilai-nilai universal yang dapat diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia. Jika partai ini mampu menawarkan visi yang lebih inklusif dan moderat, maka mereka dapat memainkan peran penting dalam menciptakan politik Indonesia yang lebih seimbang dan harmonis.

Selain itu, Masyumi Reborn juga harus menanggapi kritik yang muncul terkait potensi penggunaan agama sebagai alat untuk meraih kekuasaan. Beberapa pihak melihat kebangkitan partai ini sebagai upaya untuk meraih kekuasaan dengan memanfaatkan sentimen agama, yang dapat memunculkan kecemasan akan pembentukan politik identitas yang lebih eksklusif.

Oleh karena itu, penting bagi Masyumi Reborn untuk menegaskan bahwa mereka hadir bukan hanya untuk kepentingan kelompok tertentu, tetapi untuk memperjuangkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Secara keseluruhan, keberadaan Masyumi Reborn di tengah isu politik identitas bisa menjadi faktor yang memecah atau menyatukan, tergantung pada bagaimana partai ini mengelola narasi politik yang diusungnya.

Bacaan Lainnya

Jika partai ini dapat berpegang teguh pada prinsip moderasi dan inklusivitas, Masyumi Reborn dapat menjadi kekuatan yang memperjuangkan nilai-nilai agama yang mendukung keberagaman dan persatuan, dan pada gilirannya, mengurangi ketegangan politik identitas yang selama ini memecah belah masyarakat Indonesia.

Kesimpulan

Kebangkitan Partai Masyumi Reborn di Indonesia membawa diskursus tentang politik Islam dan identitas kembali ke panggung politik nasional. Masyumi Reborn mencoba menghidupkan kembali cita-cita ideologis yang pernah diusung oleh partai Masyumi pada era awal kemerdekaan, dengan fokus pada politik Islam yang inklusif dan berpihak pada kepentingan umat. Namun, di tengah ketegangan sosial dan politik yang semakin dipengaruhi oleh politik identitas, kebangkitan partai ini harus dilihat secara kritis dalam konteks tantangan dan peluang yang ada. Politik identitas, yang semakin menguat dalam beberapa tahun terakhir, telah memecah masyarakat Indonesia berdasarkan perbedaan agama, suku, ras, dan golongan.

Fenomena ini berisiko memperburuk polarisasi sosial yang sudah cukup tajam. Dalam situasi seperti ini, partai-partai berbasis agama, termasuk Masyumi Reborn, memiliki potensi untuk menjadi kekuatan yang mendorong umat Islam untuk bersatu. Namun, di sisi lain, ada potensi bahwa mereka akan terjebak dalam politik identitas yang eksklusif, yang hanya mengutamakan kepentingan satu kelompok dan menciptakan jarak dengan kelompok lain.

Kebangkitan Masyumi Reborn membawa semangat untuk kembali memperjuangkan nilai-nilai Islam dalam politik, tetapi dengan syarat bahwa perjuangan tersebut tidak hanya berfokus pada mobilisasi identitas agama. Sebagai partai politik, Masyumi Reborn harus mampu membedakan dirinya dari partai-partai Islam lainnya dengan mengedepankan politik yang moderat, inklusif, dan tidak memecah belah masyarakat. Mengambil inspirasi dari sejarah

Masyumi yang lebih terbuka pada pluralisme dan kesatuan nasional, partai ini memiliki potensi untuk memainkan peran penting dalam meredakan ketegangan yang disebabkan oleh politik identitas. Namun, tantangan terbesar yang dihadapi oleh Masyumi Reborn adalah bagaimana mereka dapat menghindari perangkap politik identitas yang sempit.

Dalam politik Indonesia yang semakin terpolarisasi, memperjuangkan agenda politik berbasis agama dengan cara yang terlalu eksklusif berisiko memperburuk polarisasi dan memperkuat perpecahan antar kelompok. Oleh karena itu, penting bagi Masyumi Reborn untuk membangun narasi yang menyatukan, yang tidak hanya mengutamakan kepentingan umat Islam, tetapi juga menghargai keberagaman Indonesia sebagai bangsa majemuk.

Pos terkait