Bangkitnya Partai Masyumi “Reborn”: Perjuangan Ideologi atau Kepentingan Politik Pragmatis?

Wildan Mutaqin Presiden Mahasiswa BEM UMJ

Dalam politik Indonesia yang semakin terpolarisasi, memperjuangkan agenda politik berbasis agama dengan cara yang terlalu eksklusif berisiko memperburuk polarisasi dan memperkuat perpecahan antar kelompok. Oleh karena itu, penting bagi Masyumi Reborn untuk membangun narasi yang menyatukan, yang tidak hanya mengutamakan kepentingan umat Islam, tetapi juga menghargai keberagaman Indonesia sebagai bangsa majemuk.

Selain itu, Masyumi Reborn harus mampu membuktikan bahwa kebangkitan mereka bukanlah sekadar upaya untuk meraih kekuasaan dengan memanfaatkan sentimen agama. Masyumi Reborn harus mengedepankan program-program politik yang relevan dan memberi manfaat nyata bagi seluruh masyarakat, bukan hanya bagi segmen tertentu.

Dengan menawarkan solusi konkret dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan pemberdayaan sosial, Masyumi Reborn dapat menjadi kekuatan politik yang membawa perubahan positif di Indonesia. Dalam perspektif lebih luas, kebangkitan Masyumi Reborn bisa berfungsi sebagai panggilan untuk mengingatkan pentingnya moderasi dalam politik Islam di Indonesia. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia membutuhkan politik Islam yang moderat dan tidak terjebak pada ekstremisme. Masyumi Reborn memiliki peluang untuk memainkan peran dalam memperkenalkan politik Islam yang berbasis pada nilai-nilai universal, seperti keadilan, kesetaraan, dan toleransi.

Secara keseluruhan, masa depan Masyumi Reborn sangat bergantung pada bagaimana mereka mengelola politik identitas dalam konteks Indonesia yang plural. Jika partai ini dapat menunjukkan komitmen pada moderasi dan inklusivitas, mereka bisa menjadi kekuatan yang memajukan persatuan bangsa. Sebaliknya, jika terjebak dalam politik identitas yang sempit, mereka berisiko memperburuk ketegangan sosial yang sudah ada. Oleh karena itu, Masyumi Reborn harus menjadi partai yang tidak hanya berbicara tentang politik agama, tetapi juga tentang politik yang membangun kesatuan bangsa Indonesia yang beragam.

)* Penulis adalah Presiden Mahasiswa BEM UMJ

Bacaan Lainnya

Pos terkait