Bencana Banjir Bandang, Apa Kata Penyair Ketika Bersyair di Atas Permukaan Air

Kalau kita lihat sejarah , kawasan Bekasi itu adalah kawasan perairan yang dilindungi seperti Rawa Tembaga (Bekasi Barat)  atau Rawa Kalong (Bekasi Timur- perbatasan Tambun) yang kini berubah jadi kawasan permukiman padat dan pertokoan.

Belum lagi penebangan pohon (kawasan sabuk hijau) secara ‘brutal’ sehingga akar pepohonan tak lagi menghisap air, dan sungguh gersang, serta panas membara di sekitar Bekasi.

Selain itu areal persawahan teknis dan areal sawah tadah hujan sebagai lumbung pangan-yang juga berfungsi sebagai tangkapan resapan air- pada ruang-ruang terbuka di Kota dan Kabupaten Bekasi telah “hilang” berhektar-hektar jadi kawasan permukiman, industri, dan kawasan komersial yang telah “dibeton” secara permanen.

 

Studi kasus yang dilakukan saat itu -oleh ketiga wartawan -adalah bencana banjir yang mulai melanda Perum Perumnas III Setia Mekar, Bekasi Timur.

Bacaan Lainnya

“Sampai-sampai Perum Perumnas memanggil konsultan Perancis, tetapi gagal karena di sekitar Perumnas III Setia Mekar saat itu telah dikepung perumahan, tak ada lagi areal untuk parkir bila hujan deras datang.Kini perumahan BUMN tersebut selalu dilanda kebanjiran,” ucapnya.

Dan, apa yang terjadi tiga puluh tahun kemudian (Maret 2025).Lebih mengerikan lagi.Bencana banjir ‘bandang’ itu benar-benar datang sampai menenggelamkan rumah, mobil, sepeda motor, dan harta benda lainnya .

“Banyak berdoa saja, bencana banjir bandang di Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat akan SULIT DIATASI.Dari.lokasi (area) air, ia akan kembali lagi ke lokasi (area) air.Itu namanya bencana banjir bandang.Bukan karena salahkan alam semesta dengan.mengatakan pinjam istilah pejabat bertahun-tahun karena CURAH HUJAN TINGGI,” pungkasnya.

Tulisan ini akan saya tutup-sebagai penyair- yang bersyair di atas permukaan air (baca : banjir !) dengan sebuah karya sajak berjudul “Lihatlah Bibir Sungaiku Telah Terluka” ditulis di Jakarta,  Selasa, 11 Maret 2025.Selamat membaca.

Sajak

Pulo.Lasman Simanjuntak

LIHATLAH BIBIR SUNGAIKU TELAH TERLUKA

lihatlah bibir sungaiku
telah terluka
nyaris berdarah
akibat pukulan keras
dari tangan-tangan perkasa
bersembunyi di luar angkasa
konon katanya
datang dari benua
luar bumi dan tanah

bencana banjir kemudian datang
tanpa diundang
oleh suara jeritan liar alam
hujan sejak semalam
kita sudah tertidur nyenyak
berbarengan
di atas kasur
kembali basah
banjir airmata

konon kata pejabat setempat
karena di bibir sungai
sudah bersertifikat
disulap jadi permukiman padat
punya riwayat
disogok dari uang rakyat

lihatlah bibir sungaiku
telah terluka
sungguh sangat ganas
perubahan wajah das cikeas
das ciliwung, dan das bekasi
tak bisa lagi bersolek
sudah rusak badan sungai
kini terbaring
di ruang icu rumah sakit
dilanda penyakit
berbukit-bukit

apakah Tuhan
tak.mau lagi menjenguk
alam, pohon,hutan, rawa,
situ ciptaan-Nya

telah dihancurkan
menjelma jadi air bah
seperti bencana wabah
buat orang-orang serakah
kita makin susah

Jakarta, Selasa, 11 Maret 2025

sumber foto : google.com

(***/Red)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *