JAKARTA – Dalam rangka memberikan harapan baru bagi anak-anak Indonesia yang menderita penyakit jantung bawaan, Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) bekerja sama dengan King Salman Humanitarian Aid and Relief Centre (KSR) menggelar operasi bedah penyakit jantung bawaan pada anak. Aksi kemanusiaan ini bertujuan menyelamatkan nyawa dan memberikan harapan bagi puluhan anak melalui serangkaian operasi jantung yang sederhana maupun kompleks.
Kolaborasi ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan tim KSR di RSJPDHK pada akhir tahun 2023 atas dukungan Kemenkes dan Kedutaan Besar Arab Saudi.
Dalam keterangan persnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebutkan saat ini penyakit jantung menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Angka kematiannya mencapai sekitar 500 ribu per tahun termasuk pada anak dengan kelainan jantung bawaan.
“Kita sudah memperluaas akses dan menjaga kualitas untuk layanan penyakit jantung ini,” kata Menkes Budi, Kamis (30/1/2025).
Namun, Indonesia lanjut Menkes Budi, menghadapi kendala masih minimnya dokter-dokter spesialis jantung. Jika menunggu empat tahun pendidikan, maka dikhawatirkan 2 juta nyawa melayang tak tertangani.
Kerja sama dengan RS King Salman Arab Saudi ini lanjut Menkes Budi diharapkan dapat mempercepat penanganan penyakit jantung terutama pada anak-anak. Dalam kerja sama ini, dokter-dokter dari RS King Salman Arab Saudi akan membantu para dokter di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.
Diakui Menkes Budi, salah satu tindakan paling sulit dalaam penanganan penyakit jantung adalah bedah jantung anak. Padahal, dari 4,8 juta bayi lahir setiap tahunnya, ada 15 ribu yang harus dioperasi. Sejauh ini, bayi yang berhasil ditangani sekitar 4.900 hingga 5.000, sisanya 9.000 meninggal.
“Nah ini yang harus kita percepat, kita kekurangan dokter, kita juga tidak punya keahlian, tapi kita tidak bisa menunggu pendidikan selesai 4 tahun. Itu sebabnya kita bawa mereka (dokter dari Arab Saudi) datang untuk ngajarin ke Harapan Kita. Karena beda, kalau kita kirim ke sana kan cuman satu orang yang bisa, kalau kita undang ke sini, mereka bisa bawa 10 hingga 15 dokter,” paparnya.