Kasus Joe Arridy adalah Salah Satu Tragedi Paling Menyayat Dalam Sejarah Peradilan Amerika Serikat

JAKARTA-Kasus Joe Arridy adalah salah satu tragedi paling menyayat dalam sejarah peradilan Amerika Serikat, sebuah cerminan gelap dari sistem hukum yang gagal memahami keterbatasan manusia.

Joe Arridy lahir pada tahun 1915 di Pueblo, Colorado. Sejak kecil, ia menunjukkan tanda-tanda keterbelakangan mental yang parah, dengan tingkat kecerdasan setara anak berusia enam tahun.

Dunia baginya adalah tempat sederhana yang diisi dengan mainan kereta, tawa kecil, dan keinginan polos untuk menyenangkan orang lain. Namun, kepolosan itu justru menjadi awal dari akhir hidupnya.

Pada tahun 1937, kota kecil di Colorado diguncang oleh pembunuhan brutal terhadap seorang remaja perempuan.

Di tengah kepanikan publik dan tekanan untuk segera menemukan pelaku, aparat penegak hukum mencari kambing hitam. Joe, yang kebetulan berkeliaran di sekitar tempat kejadian, menjadi sasaran empuk.

Bacaan Lainnya

Dengan IQ hanya 46, ia tidak sepenuhnya memahami pertanyaan polisi, apalagi tuduhan yang diarahkan kepadanya.

Di bawah interogasi panjang tanpa pendampingan hukum, ia “mengaku” melakukan kejahatan yang bahkan tidak mampu ia pahami.

Proses pengadilannya menjadi contoh klasik dari kegagalan sistem hukum terhadap individu dengan disabilitas intelektual.

Tidak ada bukti fisik yang mengaitkannya dengan kejahatan tersebut, namun pengakuan yang dipaksakan dijadikan dasar vonis mati.

Ketika hari eksekusi tiba pada 6 Januari 1939, Joe masih tersenyum, seolah tidak menyadari bahwa ia akan segera meninggalkan dunia ini. Ia menitipkan mainan kesayangannya kepada sipir penjara dan berkata dengan polos, “Joe tidak mati.”

Beberapa waktu setelah kematiannya, pihak berwenang menemukan pelaku sebenarnya: seorang pria bernama Frank Aguilar.

Namun keadilan datang terlalu terlambat. Hanya setelah lebih dari tujuh dekade, pada tahun 2011, Gubernur Colorado memberikan pengampunan anumerta kepada Joe Arridy, secara resmi menyatakan bahwa ia tidak bersalah.

Batu nisannya kini bertuliskan: “Here lies an innocent man.” (Di sini bersemayam seorang pria yang tak bersalah).

Sumber: The Innocence Project; Colorado Historical Society; The Denver Post (2011); Time Magazine archives on Joe Arridy case.(*/Las)

Pos terkait