Acara itu berupa talkshow, konser dan makan malam dimana semua orang bisa berdialog. Saya akan didampingi oleh Prita Kemal Gani (pendiri LSPR dan juga ibu dari seorang pelukis autis) dan ayah dari pelukis dengan Asperger’s Syndrome, Anfield Wibowo.
LS : Bisa diceritakan proses kreatif dulu dan sekarang, apa ada kendala internal dan eksternal ?
AS : Sebelum 2017 saya lebih banyak tinggal di Spanyol, sejak itu sampai saat ini lebih banyak di Indonesia. Tapi pekerjaan saya tetap lebih banyak untuk proyek-proyek di negara lain. Kalaupun di dalam negeri, itu untuk memenuhi permintaan berbagai kedutaan atau institusi asing untuk memperkenalkan atau kolaborasi budaya negara tersebut dengan Indonesia.
Misalnya Kedutaan Ecuador meminta saya membuat musik dari berbagai puisi Jorge Carrera Andrade, Finlandia memperkenalkan musik mereka ke Indonesia (dan kemudian saya ke Finlandia untuk pendidikan dan kolaborasi budaya), Australia mengeksplorasi sejarah hubungan dengan Indonesia dengan musik saya The Voyage to Marege’ dan masih banyak lagi.
Indonesia masih belum mendalami diplomasi ini. Yang saya lihat, Kedutaan Besar RI di luar negeri masih terbatas mengundang grup-grup dangdut misalnya, untuk konsumsi para diplomat kita sendiri.
Saya mengagumi upaya duta besar RI di Helsinki, Ratu Silvy Gayatri yang mengundang saya ke Helsinki tahun lalu dan mengorganisir bukan hanya konser tapi juga pertemuan saya dengan berbagai institusi di Finlandia seperti Sibelius Academy of Music, Museum Sibelius dan beberapa tokoh penting dalam diplomasi budaya.
Saya pribadi memang sudah banyak berhubungan dengan Finlandia dan berbagai institusi serta seniman negara itu selama 25 tahun ini, tapi baru tahun lalu Indonesia terlibat dalam diplomasi budaya yang saya lakukan.
LS : Bagaimana perkembangan musik klasik di Indonesia, terutama bagi Gen Z/Gen Alpha dan untuk disabilitas (autis) ?
Luar biasa sih. Kompetisi Piano Nusantara Plus tahun lalu kami adakan di 8 kota, dan total pesertanya 477. Sekarang kita tidak bisa lagi bilang musik klasik di Indonesia tidak populer.