JAKARTA– Sebanyak 22 orang finalis Putri Indonesia 2025 melakukan kunjungan sosial ke RSAB Harapan Kita pada Minggu (27/4/2025). Kunjungan tersebut merupakan wujud nyata dari kerja sama yang telah terjalin sebelumnya antara RSAB Harapan Kita dan Yayasan Puteri Indonesia, yang ditandatangani pada Jumat, 11 April 2025 lalu.
Dalam kunjungan tersebut, para finalis Putri Indonesia berkesempatan mengajak pasien anak kanker untuk memetik buah dan sayur di kebun RSAB Harapan Kita. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan semangat dan keceriaan bagi anak-anak yang sedang menjalani perawatan.
Dalam sambutannya, Direktur Utama RSAB Harapan Kita, dr. Ockti Palupi Rahayuningtyas, MPH, MH.Kes menyampaikan kunjungan para finalis Putri Indonesia 2025 ini memiliki arti yang penting dan strategis bagi RSAB Harapan Kita. Sebagai generasi pilihan yang mewakili provinsi yang ada di Indonesia, putri Indonesia dapat mengedukasi masyarakat akan pentingnya kesehatan dalam pembangunan SDM berkualitas.
“Tentu pendidikan saja tidak cukup. Orang bisa bersaing di kancah global, syaratnya harus sehat. Artinya kesehaatan menjadi kebutuhan dasar setiap SDM berkualitas,” katanya.
Karena itu, Ockti memandang bahwa kesehatan adalah sebuah investasi penting masa depan, agar seseorang bisa bersaing di dunia global.
Pada kesempatan tersebut Ockti juga mengingatkan bahwa sebentar lagi Indonesia akan segera memasuki era bonus demografi, yakni pada 2030. Momen bonus demografi ini menjadi penentu apakah sebuah negara akan terjebak sebagai negara berkembang, atau malah bisa melompat menjadi negara maju.
“Bonus demografi adalah pertaruhan sebuah bangsa. Jika bisa memanfaatkan dengan baik, maka bonus demografi bisa mengantar sebuah bangsa melompat menjadi negara maju. Namun sebaliknya jika tidak bisa, maka akan menjadi negara yang gagal,” tegasnya.
Ia mencontohkan bagaimana Jepang dan China berhasil memaanfaatkan bonus demografi. Dan kini negara tersebut masuk dalam jajaran negara maju.
Untuk sukses memanfaaatkan bonus demografi, Ockti mengatakan indikator utamanya adalah rata-rata income per kapita penduduk. Saat ini rata-rata income per kapita penduduk Indonesia di kisaran Rp6,8 juta per bulan per orang. Sedang untuk disebut sebagai negara maju, rata-rata income per kapita penduduk tidak kurang dari Rp15 juta per bulan.
Menurutnya, untuk mencetak generasi Indonesia emas, peranan wanita sangat penting khususnya dalam upaya membantu menurunkan angka kematian bayi dan berkontribusi dalam mencetak generasi Indonesia Emas 2045. Saat ini angka kematian ibu melahirkan di Indonesia masih tergolong tinggi yakni 189/100.000 kelahiran hidup. Targetnya pada 2030 angka kematian ibu melahairkan bisa turun menjadi 70/100.000. sedang untuk kematian bayi, saat ini Indonesia mencatat 16/1000 kelahiran hidup. Targetnya pada 2030 bisa turun menjadi 12/1000 kelahiran hidup.
“Kami optimis target tersebut bisa tercapai, apalagi dengan peran aktif para putri Indonesia dalam hal edukasi kepada masyarakat luas,” tuturnya.
Selain mengajak pasien kanker anak memetik buah dan sayur berupaa terong dan strawberi, ke-22 Finalis Puteri Indonesia juga berkesempatan melakukan kunjungan rawat inap di ruang Anggrek dan ruang Widuri RSAB Harapan Kita. Melalui kunjungan ini, diharapkan para finalis dapat melihat secara langsung dedikasi dan pelayanan yang diberikan oleh tenaga medis RSAB Harapan Kita, serta berinteraksi dan memberikan dukungan moril kepada para pasien.
Kunjungan sosial ini memiliki makna yang mendalam bagi RSAB Harapan Kita. “Kami berharap, melalui interaksi ini, para Finalis Puteri Indonesia dapat menjadi duta dan penghubung berbagai aspek kesehatan,” ujarnya.
RSAB Harapan Kita percaya bahwa kolaborasi dengan Yayasan Puteri Indonesia ini akan memberikan dampak positif yang signifikan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan anak dan ibu, serta menginspirasi generasi muda untuk turut berperan aktif dalam mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera.