Sementara menjawab pertanyaan adanya 71 ribu perempuan berkeinginan “childfree”, menteri Wihaji hanya berujar bahwa fenomena itu tidak perlu terlalu diresahkan. “Saya meyakini kultur Indonesia beda. Itu hanya sebuah keinginan saja,” ujarnya.
Pada bagian lain penjelasannya, menteri Wihaji juga mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menghitung seberapa efektif dan efisien Kemendukbangga/BKKBN membantu negara dalam hitungan kapital. “Program kita sangat membantu negara dalam membangun program Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Berapa (nilainya) ketika ini terkendali, itu yang sedang kami hitung,” urai menteri, yang melihat penanganan kependudukan dan pembangunan keluarga sangat berkaitan dengan investasi manusia.
“Ini kekuatan luar biasa. Dari sinilah (kependudukan dan pembangunan keluarga) negara akan ditata. Walau menata negara lumayan rumit, tapi bisa ditata, dan sudah bisa diketahui dari sekarang proyeksi kependudukan ke depan. Jadi, pembangunan itu semestinya harus berwawasan kependudukan,” tandas menteri. (*/fs)