JAKARTA – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menegaskan bahwa harga air bersih di Jakarta tetap lebih murah dibandingkan daerah penyangga Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek). Meskipun mulai Januari 2025 tarifnya mengalami penyesuaian, tapi harganya masih paling murah.
Teguh mengungkapkan, penerapan tarif baru air minum perpipaan di Jakarta dilakukan dengan berbagai pertimbangan. “Selain karena tidak pernah mengalami penyesuaian tarif sejak 2007 lalu, kini tarif air perpipaan PAM Jaya juga paling murah dibandingkan dengan tarif air di kawasan penyangga Jakarta,” kata Teguh kepada wartawan di Balaikota, Rabu (1/1).
Menurutnya, klaim bahwa air perpipaan di Jakarta lebih murah dari Bodetabek bisa dicek lapangan. “Rekan-rekan media bisa meliput ke daerah tetangga untuk membuktikan Jakarta tetap paling murah,” tandasnya. Penyesuaian tarif air perpipaan PAM Jaya menurutnya tidak berdampak signifikan terhadap kenaikan inflasi. “Air minum perpipaan hanya menyumbang 0,015 persen terhadap inflasi daerah,” sambungnya.
Menurutnya, penyesuaian tarif PAM Jaya, banyak sekali pertimbangannya. “Tidak semata-mata karena selama 17 tahun tak pernah naik. Tapi ada juga ada berbagai pertimbangan-pertimbangan lainnya seperti peningkatan layanan dan kejar target cakupan 100 persen menjangkau seluruh warga pada tahun 2030,” tegas Teguh.
Sebagaimana diketahui, Pemprov DKI telah memberikan tugas berat kepada PAM Jaya untuk melakukan percepatan melayani 100 persen warga Jakarta dengan air perpipaan pada tahun 2030 nanti. “Sehingga diperlukan dana segar yang besar untuk membangun ribuan kilometer jaringan perpipaan baru,” papar Teguh.
Secara terpisah, Direktur Utama Perumda PAM Jaya Arief Nasrudin pihaknya menargetkan untuk menambah 1 juta sambungan rumah (SR) pada 2030. “Penambahan SR ini juga harus diimbangi dengan ketersediaan layanan air minum perpipaan yang konsisten, berkualitas, dan terjangkau bagi warga. Untuk itu, penambahan jaringan perpipaan sepanjang 7.000 kilometer sudah kita mulai untuk menjangkau seluruh warga,” kata Arief Nasrudin.
Dalam mewujudkan 100 persen cakupan air minum bagi seluruh warga Jakarta, pihaknya juga melakukan kombinasi penerapan teknologi inovatif, disiplin operasional, hingga kerja sama sinergis. Penerapan tarif baru, katanya, merupakan upaya untuk mewujudkan pemenuhan air minum secara adil bagi seluruh lapisan masyarakat Jakarta.