Menurut Northouse (2019), “Kepemimpinan kolektif bukan hanya soal membagi tanggung jawab, tetapi juga menciptakan struktur yang mampu menyerap keberagaman pemikiran dan memperkuat legitimasi kebijakan.” Muktamar IDI 2025 menjadi momentum penting untuk merealisasikan perubahan ini. Dengan mengadopsi model kolektif kolegial, IDI tidak hanya akan memperkuat solidaritas internalnya, tetapi juga semakin mampu mengadvokasi kebijakan kesehatan yang berpihak pada kepentingan publik. Saatnya IDI melangkah menuju kepemimpinan yang lebih demokratis dan berorientasi pada kemajuan bersama.
Saat ini, kita berada di persimpangan jalan. Muktamar IDI 2025 akan menjadi momentum krusial untuk menentukan arah organisasi ke depan. Apakah IDI akan tetap bertahan dengan model kepemimpinan yang ada atau memilih bertransformasi menjadi organisasi yang lebih demokratis dan kolegial? Waktunya telah tiba bagi IDI untuk menatap masa depan dengan visi yang lebih terbuka, menempatkan kepentingan kolektif di atas kepentingan individu, dan membawa profesi kedokteran Indonesia ke era yang lebih maju.
)* dr Taupan Ichsan Tuarita adalah Sekjen PP Perhimpunan Dokter Umum Indonesia