Peluncuran Buku Antologi Puisi Bersama Swara-Swara Anak Pulau, Prof.Nurhayati Syairuddin : Realitas Anak Pulau Penuh dengan Tantangan

JAKARTA– Realitas anak pulau penuh dengan tantangan, tetapi juga kaya akan nilai-nilai kehidupan yang kuat.

“Mereka juga butuh perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur agar tidak tertinggal dari anak-anak di daratan utama,”ujar Prof.Nurhayati Syairuddin, dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Tampil sebagai nara sumber dalam diskusi-bersama Sastrawan Eka Budianta- dalam acara peluncuran buku antologi puisi bersama Swara-Swara Anak Pulau (Ahli Waris Sah Republik Indonesia) -produksi ke-17 Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI)  dan seri ke-7 membaca Indonesia- bertemakan “Realitas dan Mimpi Anak Pulau” di Aula Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB.Jassin  Lantai 4, Gedung Panjang Ali Sadikin, Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail.Marzuki (TIM) di Jakarta, Jumat siang (20/6/2025).

Prof.Nurhayati Syairuddin mengatakan lagi judul buku kumpulan puisi bersama Swara-Swara Anak Pulau, secara etimologi kata ‘swara’ berasal dari bahasa Samsekerta berarti vokal, not, ekspresi, pendapat, suara atau partisipasi aktif.

“Swara-swara juga berarti memantulkan pendapat dari anak pulau.Jadi kata swara-swara berarti pendapat-pendapat, ekspresi yang dipantulkan dari anak-anak yang berasal dari kepulauan,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, buku antologi puisi bersama ini bukan sekedar kumpulan puisi, melainkan potret, suara, emosi, pendapat, dan pengalaman hidup anak-anak yang tumbuh di kepulauan.

“Penggambaran secara jujur dan nyata tergambar dalam puisi-puisi kehidupan anak-anak pulau melalui gaya bahasa yang mudah dicerna oleh pembacanya.Melalui puisi-puisi dalam buku ini kita dapat mengetahui kehidupan anak-anak pulau yang jauh dari daratan utama.Saya sangat mengapresiasi keberanian penulis dalam mengangkat tema yang jarang menjadi perhatian publik sastra utama ” kilahnya.

Prof.Nurhayati Syairuddin menambahkan puisi-puisi dalam buku ini menggambarkan dengan jujur dan indah memaknai dunia mereka dengan gambar laut, perahu, mercusuar, sekolah, dan kerinduan yang dalam tentang dunia luar.

“Ada harmoni yang dalam dan indah antara kesederhanaan hidup dan kedalaman makna yang menyentuh,” katanya lagi.

Sastrawan yang juga Penyair Eka Budianta pada kesempatan itu mengatakan bahwa sastra itu adalah mimpi kemanusiaan untuk segala zaman, dan ditujukan untuk seluruh penduduk bumi.

“Sastra adalah mimpi indah kemanusiaan, dan saya juga tidak melihat adanya perbedaan pulau satu dengan pulau lainnya.Sastra adalah wawasan kemanusiaan yang meliputi kesehatan, kebudayaan, pendidikan, nyanyian dan relegi ” tegasnya.

Moctavianus Masheka atau akrab dipanggil Bung Octa, Ketua Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI) ketika memberikan kata sambutan pada pembukaan acara tersebut mengatakan kali ini TISI mengangkat masalah atau persoalan tentang anak-anak pulau di Indonesia .

“Selama ini TISi selalu mengangkat berbagai persoalan yang terjadi di negara kita.Buku antologi puisi bersama Swara-Swara Anak Pulau ini merupakan suatu persoalan yang terjadi di Indonesia yang diangkat dari sudut pandang kepenyairan,” pungkasnya.

Acara peluncuran dan diskusi juga diselingi dengan baca puisi dari para penyair seperti Jose Rizal Manua, Rissa Churria, Imam Ma’arif, Fanny Jonathans Poyk, Mita Katoyo, dan Ilhamdi Sulaiman atau Boyke Sulaiman(Lasman)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *