Pembongkaran Pagar Laut di Tangerang Akan Tetap Dilanjutkan oleh TNI AL

Sejumlah nelayan membantu personel TNI AL mencabuti bilah bambu yang ditancapkan di sepanjang pantai di Tangerang, Banten.

JAKARTA-Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali, menegaskan pihaknya akan tetap melanjutkan pembongkaran jajaran bambu yang memagari laut yang terbentang di perairan  Tangerang, Banten.

“Kami akan terus melanjutkan pembongkaran dengan melibatkan semua stakeholder maritim,” ujar Ali saat dihubungi, Jakarta, Minggu (20/1).

Sementara itu di tempat terpisah Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto juga mengatakan, pembongkaran pagar laut di Tangerang akan tetap dilanjutkan. Sebab langkah yang dilakukan  karena hal ini merupakan perintah langsung dari Presiden Prabowo Subianto.

“Lanjut, sudah perintah Presiden,” kata Agus.

Dia menyebutkan target pembongkaran pagar laut bakal diselesaikan secepatnya agar memudahkan akse para nelayan yang mencari ikan di wilayah tersebut.

Bacaan Lainnya

“Secepatnya (diselesaikan). Masyarakat yang mau mencari ikan tidak ada akses sehingga dibuka supaya masyarakat bisa mencari ikan ke laut,” jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono menyayangkan TNI AL membongkar pagar laut tanpa koordinasi dengan KKP. Dia menyebutkan pagar laut tersebut merupakan barang bukti dalam proses penyidikan untuk mengungkap pihak yang terlibat.

“Kami menyayangkan pembongkaran pagar laut tersebut dilakukan tanpa koordinasi dengan KKP, yang berpotensi mengaburkan proses hukum yang sedang berjalan,” ungkap keterangan Stafsus Menteri KKP Doni Ismanto Darwin.

Sakti mengaku KKP butuh waktu dalam proses hukm penyelidikan pihak-pihak yang diduga terkait di balik pagar laut di Tangerang. Tak hanya itu, KKP juga sedang mempertimbangkan keberlanjutan ekosistem dan dampak lingkungan sekitar pascapemasangan pagar laut.

“KKP memang memilih berhati-hati dalam kasus ini, mempertimbangkan banyak hal dalam penyelidikan, terutama terkait keberlanjutan ekosistem di wilayah sekitarnya. Tentu ini punya dampak lingkungan juga. Jadi, memang semua butuh waktu. Kami tidak ingin bertindak hanya demi euforia atau glorifikasi publik,” ujarnya.

Proses Penyelidikan Tetap Berjalan

Pos terkait