Pementasan Puisi ‘Perempuan Penari Janger’ Karya Ni Made Sri Andani pada Panggung Perjuangan Penyair Perempuan Merah Putih di Tebet Eco Park

JAKARTA– Puisi berjudul “Perempuan Penari Janger” karya Ni Made Sri Andani ditampilkan pada parade baca puisi para penyair perempuan merah putih di ruang publik terbuka Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, Minggu sore (27/4/2025).

Diselenggarakan oleh Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI) , dan didukung sepenuhnya oleh Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Selatan serta Jagat Sastra Milenial (JSM) masih dalam rangka peringatan Hari RA.Kartini 2025.

” Puisi ini diciptakan khusus dalam rangka mengapresiasi kehidupan perempuan pasca gerakan emansipasi yang telah dipelopori oleh Ibu RA.Kartini. Kini kebanyakan perempuan telah mencapai kesetaraan pendidikan dan profesi dengan kaum laki-laki,” ujar Ni Made Sri Andani, Penyair Perempuan Merah Putih ketika dihubungi oleh wartawan harianterbit.news  di Jakarta, Senin sore (28/4/2025).

Oleh karenanya ia tidak lagi mengangkat tema “emansipasi perempuan” , tetapi mengangkat sosok perempuan yang bergerak dibidang seni tari, yakni “Perempuan Penari Janger”.Perempuan yang tidak hanya menari dengan tubuhnya , tetapi juga dengan jiwanya.

“Puisi yang dimulai dengan sebuah tembang janger, mengisahkan kehadiran penari itu di panggung terbuka di daerah Ubud, Bali, menggambarkan keanggunan gerakannya yang menyatu harmonis dengan irama gamelan, membawa penonton larut dalam keindahan seni tari. Di tengah temaram senja nan menyapa lembut panggung terbuka di Ubud
seorang perempuan hadir bak cahaya
menari di antara gemerlap gamelan,” katanya.

Bacaan Lainnya

Kemudian ia mendeskripsikan kepiawaian sang penari dalam membawakan tarian Janger, melalui detail gerakan tubuh, gerakan kepala yang bernama “gulu wangsul”, seledèt mata, agem yang terlatih, hingga kelenturan jemari.

Puisi ini menekankan bagaimana tarian menjadi bahasa rasa yang mengalirkan cinta, bahagia, dan harapan.

“Dada, pinggang, hingga jenari kakinya bergerak menyatu dalam harmoni.Ia bukan sekadar menari.Ia melukiskan rasa, mengalirkan cinta, mewujudkan bahagia” ucapnya.

Potongan-potongan tembang Janger yang diselipkan Andani di sela-sela bait puisi memberikan penonton (terutama penonton yang berasal dari luar Bali-red) kesatuan kesan dan pengalaman yang lebih menyeluruh tentang apa itu tarian Janger yang sejatinya merupakan kombinasi tari dan “koor”.

Selain itu penyelipan potongan-potongan tembang Janger ini juga memperkaya suasana, menghidupkan kembali tradisi nyanyian dalam tari Janger.

Contoh Salah Satu Tarian Janger

Contoh dari salah satu tarian janger yang disajikan :
Kaja-kaja luas ke gunung 2x
Meli gendèr meli gendèr maimbuh suling
Kadèn saja Imbok Nyoman bisa nunun 2x
Nunun songkèt, ngendek, nyatri, manguliying
Sriag sriog ngiring mejangèran di jaba tengahè
Sriag sriog sriag sriog sambilang megendang-gending

Di balik gemerlap panggung dan suara gamelan, puisi ini juga menyiratkan kisah diam seorang lelaki yang menaruh cinta kepada sang penari, tanpa pernah diketahui sang penari, menciptakan lapisan emosi yang menyentuh.

“Ia menyimpan rindu, menyulam harap di antara setiap ketukan kendang dan gemerincing ceng-ceng.Bilakah aku dapat mempersunting penari hatiku?” batinnya bertanya lirih.

Namun, tak pernah terdengar oleh sang penari
yang sedang menari bersama langit dan bumi.

Membaca dan melihat pementasan “Perempuan Penari Janger” kita merasakan bahwa puisi ini adalah sebuah penghormatan kepada seni tari Bali, dan juga sekaligus sebuah apresiasi kepada kekuatan ekspresi perempuan dalam budaya Bali.

Dan puisi ini adalah salah satu karya sastra yang mampu memberikan penonton pengalaman seni menyeluruh, dari puisi yang didukung gerak dan lagu . (Lasman)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *