JAKARTA – Percepat penangan kasus tuberculosis (TBC), Kementerian Kesehatan meluncurkan buku Panduan dan Lembar Balik TBC bagi Tenaga Kesehatan dan Kader pada Rabu (22/1/2025). Dengan buku tersebut diharapkan para kader dan tenaga kesehatan akan lebih mudah untuk mengedukasi masyarakat terkait bahaya TBC.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam sambutannya mengatakan penuntasan TBC menjadi satu dari 3 prioritas pemerintahan Presiden Prabowo, selain pembangunan rumah sakit di daerah dan skrining kesehatan.
“Saya inginnya tiga program prioritas Presiden, Januari sudah jalan semua, termasuk untuk TBC. Kalau pembangunan rumah sakit sudah kita mulai pekan lalu,” kata Menkes.
Ia mengatakan penemuan penderita TBC menjadi kunci penting untuk penuntasan penyakit TBC. Jika dulu hanya sekitar 545 ribu penderita TBC bisa ditemukan, maka tahun ini diharapkan bisa tembus 900 ribu penderita. “Bisa tembus 900 ribu atau malah satu juta penderita TBC bisa kita deteksi dan obati tahun ini,” lanjut Menkes.
BACA JUGA: Hari Gizi Nasional 2025, Kemenkes Ajak Masyarakat Cerdas Memilih Makanan Bergizi
Ia mengakui, selain menemukan penderita, persoalan penting dalam masalah TBC adalah memastikan penderita minum obat hingga tuntas. “Memastikan penderita minum obat setiap hari juga bukan masalah gampang. Karena obat yang cukup banyak yang harus diminum sampai 4 atau 6 bulan. Ini butuh pendampingan,” ujar Menkes.
Menkes mengingatkan bahwa TBC merupakan penyakit yang bisa disembuhkan. Kuncinya antara lain teratur minum obat dan menghindari risiko penyakit TBC.
“Indonesia sangat serius dalam mengatasi TBC. Ini penyakit menular yang sangat mematikan, bahkan lebih mematikan dibandingkan Covid-19,” katanya.
Di Indonesia, angka kematian akibat TBC mencapai 136 ribu orang setiap tahunnya, yang berarti setiap 5 menit ada 1 orang meninggal karena TBC. Sementara itu, kasus TBC di Indonesia diestimasikan mencapai 1 juta kasus. (kenya maharani)