Profit Tumbuh Fantastis Hingga 356 Persen, TUKU Siap Rambah Pasar Global

(dari kiri ke kanan) Aryo Widiwardhono, Komisaris Utama PT Karya Tetangga Tuku, Andanu Prasetyo, CEO dan Founder TUKU dan Vella Siahaya, Chief Experience Officer (CXO) TUKU. (ist)

JAKARTA – Toko Kopi TUKU di bawah kelola PT Karya Tetangga Tuku mencatatkan kinerja impresif di usia ke-10. Dengan pertumbuhan profit tahunan mencapai 356 persen, dan rata-rata pertumbuhan laba bersih (CAGR) sebesar 141 persen dalam tiga tahun terakhir, PT Karya Tetangga Tuku menegaskan posisinya sebagai salah satu brand kopi lokal dengan pertumbuhan tercepat dan paling berkelanjutan di Indonesia.

Tak hanya profit, pendapatan pun melonjak. Laporan keuangan yang diaudit menunjukkan pertumbuhan pendapatan tahunan (YoY) sebesar 88 persen, dan rerata pertumbuhan tiga tahun mencapai 49 persen. Pertumbuhan ini tidak datang dari ekspansi semata, melainkan dari kekuatan model bisnis yang menyatukan kehangatan komunitas dengan efisiensi operasional dan keberlanjutan.

“TUKU adalah contoh nyata bahwa bisnis bisa tumbuh besar tanpa kehilangan nilai-nilainya. Ini bukan hanya soal angka, tapi tentang integritas dalam menjalankan usaha,” ujar Aryo Widiwardhono, Komisaris Utama PT Karya Tetangga Tuku, dalam sambutannya di acara “Satu Dekade Bertetangga” yang digelar Senin (30/6).

Didirikan pada tahun 2015 dari kios kecil berukuran 16 meter persegi di Cipete, TUKU kini mengelola jaringan lebih dari 1.040 barista, menjual rata-rata 78.000 cup kopi per hari, serta siap menutup tahun 2025 dengan 72 toko di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Malang, dan Yogyakarta. Tahun ini, dua ekspansi strategis menjadi sorotan: Bali dan Amsterdam.

Wajah-wajah di balik sukses bisnis toko kopi TUKU, merayakan 10 tahun perjalanan TUKU

“Ekspansi ke Amsterdam bukan sekadar pencapaian, tapi bentuk pembuktian bahwa cerita dan rasa dari Indonesia bisa diterima di panggung global. Kami datang bukan hanya untuk membuka toko, tapi membawa nilai-nilai yang sejak awal kami jaga,” kata Andanu Prasetyo, CEO dan Founder TUKU.

Bacaan Lainnya

Sebagai bagian dari strategi pertumbuhan menyeluruh, TUKU tidak hanya fokus di hilir. Melalui unit Beragam, TUKU menjalin kemitraan berkelanjutan dengan 630 petani kopi dan 275 petani gula aren, serta meluncurkan program Bersemi sebuah inisiatif agroforestri yang telah menanam 5.000 pohon di tiga wilayah konservasi.

“Kami percaya, pertumbuhan yang kuat adalah pertumbuhan yang dilakukan bersama. Itulah kenapa kami membangun TUKU dengan semangat gotong royong dari hulu sampai hilir,” ujar Vella Siahaya, Chief Experience Officer (CXO) TUKU.

TUKU juga mencatat performa organisasi yang sehat. Survei eNPS (Employee Net Promoter Score) mencatat skor 73, tergolong “sangat tinggi”. Sebanyak 94 persen karyawan menyatakan TUKU memberikan dampak positif pada pengembangan diri mereka, dengan tingkat pergantian karyawan (turnover rate) hanya 3 persen.

Dari lini retail TOSERBAKU hingga F&B group SUKA yang membawahi TOHO, Futago, dan Minarwati, PT Karya Tetangga Tuku kini membentuk ekosistem bisnis yang tak sekadar menjual produk, tapi memperkuat makna hidup keseharian.

“Ini baru permulaan. Selama masih ada tetangga yang bisa disapa, dan cerita yang bisa dibagi, kami akan terus berjalan. Dengan kopi, dengan hati,” pungkas Vella.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *