Sastri Bakry : Penghargaan BRICS Literary Award Tak Hanya Mengapresiasi Karya Sastra, Tetapi Juga Mendorong Pertukaran Budaya Antarnegara

JAKARTA-Dalam rangka memperkuat kerja sama kebudayaan dan memperluas dialog antarbangsa di bawah inisiatif BRICS Literary Award, telah dilaksanakan konferensi pers BRICS Literature Award bertempat di Aula Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Lantai 4 Gedung Panjang Ali Sadikin, Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Senin pagi (27/10/025).

Hadir pada kesempatan pertemuan dengan para wartawan tersebut antara lain Co Chairman of the BRICS Literature Network, Rusia, Vadim Terekhin, didampingi oleh Nikita Sergeevith Shilikov selaku Director Rusia House, Sekretaris Badan Pembinaan Bahasa dan Sastra, Ganjar Harimansyah, Koordinator Nasional Jaringan Sastra BRICS di Indonesia Sastri Bakry serta anggota DPR RI Ir Shadiq Pasadique.

Menurut Sastri Bakry, Coordinator BRICS Writers Association Indonesia dihadapan para wartawan, penghargaan sastra BRICS merupakan penghargaan internasional yang didirikan pada November 2024 di Forum BRICS “Traditional Values”.

“Penghargaan ini bertujuan menjadi simbol agenda budaya kontemporer negara-negara BRICS, memperkuat dialog lintas budaya, serta mempromosikan sastra nasional di tingkat global,” tulisnya dalam isi undangan untuk jumpa pers yang juga banyak dihadiri para sastrawan dan penyair Indonesia.

Dikatakannya lagi, daftar panjang nominasi BRICS Literary Award telah diumumkan pada The 2nd BRICS Forum Traditional Values di Brasil, tanggal 17 September 2025, termasuk tiga nama sastrawan Indonesia: Denny JA, Iksaka Banu, dan Intan Paramadita.

Bacaan Lainnya

Konferensi pers kali ini mengumumkan daftar Pmpendek (shortlist) dari penghargaan tersebut di Jakarta, sebelum pengumuman pemenang utama yang direncanakan pada November 2025 di Moskow, Rusia.

Pada kesempatan konferensi pers ini disinggung mengenai signifikansi penghargaan sastra BRICS dalam mengembangkan kerja sama kemanusiaan dan dialog antar budaya, prospek pertukaran sastra dan program penerjemahan karya antar negara anggota BRICS.

Anggota DPR RI Ir Shadiq Pasadique saat jumpa pers memberikan kata sambutan dengan mengatakan harapannya bahwa ke depab BRICS akan lebih maju dan lebih eksis lagi.

“Dunia sastra telah menghasilkan tokoh-tokoh sastra intelektual seperti sastrawan AA.Navis.Namun harus kita akui sampai saat ini pelajaran sastra di sekolah-sekolah mulai tingkat SD, SMP, sampai SMA masih sangat minim sekali, sementara di negara Rusia dan Brazil dua kali lipat dari pelajaran sastra di Indonesia,” ujarnya.

“Sebagai anggota DPR RI kalau ada hal-hal yabg perlu disuarakan BRICS, saya siap memperjuangkannya di DPR RI,” katanya lagi.

Pertukaran Budaya Antarnegara

Denny JA masuk menjadi satu dari 10 short list BRICS Literature Award 2025. Pengumuman itu dibacakan langsung oleh Co Chairman of the BRICS Literature Network, Rusia, Vadim Terekhin, didampingi oleh Nikita Sergeevith Shilikov selaku Director Rusia House, serta Sekretaris Badan Pembinaan Bahasa dan Satra, Ganjar Harimansyah .

Sastri Bakry menyebut penghargaan ini tidak hanya mengapresiasi karya sastra dari negara-negara BRICS, tetapi juga mendorong pertukaran budaya dan kerja sama antarnegara.

“Khususnya bagi Indonesia, kesempatan ini mendekatkan kita pada dunia dan memperkenalkan kekayaan warisan budaya kita kepada audiens global,” kilahnya.

Hal senada juga diutarakan oleh Vadim Teryokhin. Ia menyebut, penghargaan tersebut memberikan peluang bagi penulis-penulis kontemporer dari berbagai negara untuk saling mengenal karya masing-masing, menilai posisi mereka dalam proses sastra global, dan menerapkan praktik terbaik dari rekan-rekan mereka di ranah kreatif mereka sendiri.

“Penghargaan ini berkontribusi pada pengembangan kerja sama budaya, saling memperkaya khazanah sastra, memperkuat persaudaraan, saling pengertian, dan diplomasi antarbangsa,” katanya.

BRICS Literary Award sendiri merupakan penghargaan sastra internasional yang didirikan pada November 2024 di Forum BRICS “Traditional Values”.

Penghargaan ini menjadi simbol agenda budaya kontemporer BRICS yang bertujuan memperkuat dialog lintas budaya serta mendorong pengakuan terhadap karya sastra nasional dari negara-negara pendiri dan pendukung BRICS, termasuk Indonesia.

Pengumuman ini dilakukan setelah sebelumnya daftar panjang nominasi BRICS Literary Award telah diumumkan pada The 2nd BRICS Forum Traditional Values di Brasil, tanggal 17 September 2025. Dari Indonesia terdapat tiga nama, yaitu Denny JA, Iksaka Banu, dan Intan Paramadita.

Pemilihan ini dilakukan setelah melalaui serangkaian proses panjang. Karena panitia penghargaan menegaskan bahwa nama sastrawan dari suatu negara tidak dipilih oleh juri dari negara itu sendiri, melainkan oleh dewan juri lintas negara.

Artinya, sastrawan Indonesia dipilih oleh juri dari luar Indonesia. Demikian pula sastrawan Brasil, Rusia, atau India, semuanya dipilih oleh juri negara lain.

Sistem ini dirancang agar keputusan final benar-benar objektif dan berjiwa internasional.
Berikut sepuluh sastrawan dunia yang masuk short list BRICS Literature Award 2025.

Pemenang akan diumumkan pada November 2025 di Rusia:
1.Ana Maria Gonçalves (Brazil) – Penulis dan aktivis anti-rasisme; novelnya Um Defeito de Cor disebut karya terbaik Brasil dalam satu dekade terakhir.
2.Alexey Varlamov (Rusia) – Rektor Institut Sastra Gorky; novelis psikologis peraih Solzhenitsyn dan Big Book Award.
3.Sonu Saini (India) – Filolog dan penerjemah Rusia–India; dosen JNU; pionir pengajaran bahasa Rusia berbasis teknologi.
4.Ma Boyong (Tiongkok) – Penulis populer genre sejarah-fantasi; karyanya The Longest Day in Chang’an diadaptasi menjadi serial sukses.
5.Nthabiseng JahRose Jafta (Afrika Selatan) – Penyair dan pendiri Poetic Blues Festival; promotor multibahasa dan penerbit Sun Peo.
6.Reem Al Kamali (UEA) – Novelis dan jurnalis budaya; karyanya Rose’s Diary dinominasikan International Prize for Arabic Fiction.
7.Abere Adamu (Etiopia) – Penulis dan politisi; karyanya menelusuri sejarah nasional dan spiritualitas Etiopia.
8.Mansour Alimoradi (Iran) – Penulis ensiklopedia budaya rakyat Iran Tenggara; novelnya Mid-Day Incantations dinobatkan terbaik tahun 2021.
9.Denny JA (Indonesia) – Pencipta genre puisi esai; tokoh sastra dan filantropi Asia Tenggara; pernah dinominasikan Nobel Sastra.
10.Salwa Bakr (Mesir) – Novelis feminis; karya The Golden Chariot dan The Man from Bashmour menyoroti perjuangan perempuan marginal Mesir.

Pos terkait