Selain diwarnai dengan spanduk berisi kecaman terhadap Menteri Satryo, beredar juga rekaman-rekaman suara bukti arogansi Menteri.
Buntut dari aksi tersebut, pegawai dilingkungan Kemendiktisaintek berinisiaatif membbentuk Paguyuban Pegawai Ditjen Dikti. Paguyuban tersebut bertujuan menghadapi berbagai tantangan kepemimpinan di lingkungan Ditjen Dikti (Kemdiktisaintek) dan untuk memperjuangkan kemaslahatan seluruh pegawai, dipandang perlu untuk membentuk Paguyuban Pegawai Ditjen Dikti.
Adapun maksud dan tujuan pembentukan paguyuban ini diantaranya yaitu sebagai wadah berorganisasi bagi seluruh pegawai Ditjen Dikti, sebagaimana dijamin dalam Pasal 28E ayat (3) UUD NRI 1945 yang menyatakan bahwa “setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”, sebagai forum silahturahmi, komunikasi, fasilitasi, dan advokasi anggota paguyuban; dan sebagai forum untuk memperjuangkan hak seluruh anggota paguyuban sebagai pegawai Ditjen Dikti.
Para pegawai Kemendiktisaintek berharap Presiden turun tangan menyelamatkan mereka dari arogansi Menteri Satryo.
Mengutip laman detik.com, Menteri Satryo berdalih bahwa aksi itu terkait dengan mutasi besar-besaran yang sedang dia lakukan. “Demo itu terkait kami sedang melakukan upaya mutasi besar-besaran karena pecahnya jadi 3 menteri,” kata Satryo usai pelantikan Rektor ITB, dilansir dari detikJabar, Senin (20/1/2025).
Dia menyatakan bahwa mutasi itu dilakukan sesuai dengan amanat Presiden Prabowo Subianto yang mana menurutnya seluruh kementerian diminta untuk melakukan penghematan anggaran pemerintah.