Demikianlah pembacaan semiotik saya terhadap puisi di atas.
Pulo Lasman Simanjuntak penyair yang gemar mengutak-atik metafora—dengan kata-kata yang ia pungut di mana saja dalam ruang pikirannya.
Namun, seleksi kata itu haruslah pula diimbangi dengan kombinasi kata yang teliti dan apik seperti disarankan oleh Semiotikus Roman Jakobson dalam esai terkenalnya.
Paling tidak, jika sepi tak mau mencair, kita pihak pembaca telah mencair dengan membaca analisis puisi di atas.
Jakarta, Minggu 9 Februari 2025
**/Penulis : Narudin Pituin
Sastrawan, Penerjemah, dan Kritikus.
FB: Narudin Pituin.
HP WA: 0821-271-207-29