JAKARTA– Penyair perempuan merah putih baca puisi dengan suara lantang dan membahana-nyaris berteriak-diantara jejeran pepohonan menghijau, Minggu sore (27/4/2025) di Tebet Eco Park, sebuah taman ruang terbuka publik yang sejuk dan jauh dari kebisingan kota.
Maka seketika itu ratusan orang -termasuk rombongan keluarga-langsung “menyerbu” pentas panggung perjuangan untuk emansipasi dan pendidikan hak-hak perempuan di Indonesia masih dalam rangkaian peringatan Hari R.A.Kartini.
Acara ini diselenggarakan oleh Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI) dengan menghadirkan penyair perempuan merah putih seperti Halimah Munawir Anwar, Fatin Papyrus Hamama, Rissa Churria, Fanny Jonathans, Nia Samsihono, Ewith Bahar, Dyah Kencono Puspito Dewi, Emi Suy, Ni Made Sri Andani, Mita K, Shantined, Erna Winarsih Wiyono, Nurhayati Nunung Noor El Niel dan masih banyak lagi.
Dalam kesempatan ini juga diselingi soft launching buku antologi puisi 23 penyair perempuan merah putih berjudul “Habis Kartini Terbitlah Kami “.Buku antologi puisi ini disiapkan kurang dari satu minggu.
“Alhamdulillah. Kerja kilat yang bermakna. Makasih Bang Okta dan semua sahabat penyair,” ujar seorang penyair perempuan merah putih yang ikut tampil baca puisi.
Taman Inspirasi Sastra Indinesia (TISI) didukung oleh Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Selatan serta bekerjasama dengan Jagat Sastra Milennia (JSM) menggelar panggung perjuangan penyair perempuan merah putih di Tebet Eco Park kawasan Tebet Barat Raya, Jakarta Selatan pada Minggu 27 April 2025 mulai.pukul 15.30 WIB.
Moctavianus Masheka Ketua Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI)menjelaskan bahwa TISi menggelar panggung perjuangan para penyair merah putih masih dalam rangka peringatan hari RA.Kartini.
“Didukung sepenuhnya oleh Bapak Rusmantoro selaku Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Selatan dan Jagat Sastra Milenia.TISI akan menjadi pionir untuk literasi sastra di Indonesia ,” ujarnya.
Menurut Bung Octa-panggilan akrab di kalangan seniman semua karya puisi yang telah dibacakan para penyair perempuan merah putih telah diterbitkan oleh TISI menjadi sebuah buku antologi .
“Sebagian karya puisi yang telah ditulis dan dibacakan para penyair perempuan merah putih ini lebih terfokus pada tema sentral perjuangan emansipasi dan pendidikan kaum perempuan di Indonesia termasuk juga proses kreatif dalam bidang kesenian ini ” pungkasBung Octa yang juga dikenal sebagai Penyair dan Sutradara FTV ini.(Lasman)