JAKARTA– Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI) kembali menyelenggarakan agenda unggulan dua tahunan International Water and Wastewater Expo and Forum (IWWEF) bertemakan “Transformasi Air Minum Menuju Swasembada Air” yang akan digelar di Jakarta Internasional Convention Center (JCC) pada 11-13 Juni 2025.
IWWEF tahun ini pihaknya berkolaborasi dengan International Conference on Infrastructure yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI.
“IWWEF tahun ini rencananya akan dibuka oleh Presiden RI, Prabowo Subianto. Kegiatan ini rutin kita adakan tiap dua tahun. Selama tiga hari penyelenggaraan akan banyak agenda yang sangat menarik,” ucap Arief Wisnu Cahyono, Ketua Umum PERPAMSI (Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia) dalam pertemuan dengan wartawan di Jakarta, Senin siang (9/6/2025).
Dijelaskannya lagi oleh Arief Wisnu Cahyono bahwa tema yang diusung tahun adalah “Transformasi Air Minum Menuju Swasembada Air”.
“Tema ini dipilih sejalan dengan keinginan terhadap peningkatan layanan cakupan dan akses air minum/bersih.Secara umum jumlah pelanggan air bersih di Indonesia sekitar 15,8 juta pelanggan. Penambahan tiap tahun hanya sekitar 500-700 ribu pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Sejumlah pejabat dan tokoh juga akan hadir dalam acara Konferensi IWWEF yang akan berlangsung mulai Rabu (11/6/2025) sampai Jumat (13/6/2025) untuk “Visi Indonesia Emas 2045 di Sektor Air Minum dan Sanitasi”.
Sejumlah pejabat dan tokoh yang direncanakan hadir yakni, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Agus Harimurti Yudhoyono Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hangodo, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti, dan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.
Kegiatan ini juga akan dihadiri Global Water Director Transformasi Sektor Air Minum dan Sanitasi, Saroj Kumar.
Ketua Umum PERPAMSI Arief Wisnu Cahyono mengaku sangat bersyukur dengan banyaknya dukungan dalam penyelenggaraan IWWEF.
“Melalui kegiatan ini akan ada kemajuan terkait pengelolaan air bersih ke depannya, termasuk dari segi regulasi atau Undang Undang. Contohnya, seperti di Malaysia dan Singapura,” kilahnya.
Sekretaris Umum Perpamsi, Rino Indira Gusniawan menambahkan bahwa pihaknya akan memberikan sumbangsih kepada stakeholder berupa buku hasil pemikiran Perpamsi.
Buku tersebut memuat tentang tata kelola air minum yang diharapkan dapat menjadi bagian dari sejarah untuk perbaikan sistem air minum di Indonesia.
“Kita juga akan gulirkan isu yang sering dibahas, khususnya mengenai Water Forum di Bali terkait transformasi dan tata kelola air minum di Indonesia,” tandasnya.
Indonesia Posisi Paling Bawah
Menurut Subekti , Direktur Eksekutif PERPAMSI bahwa mengacu pada data UNICEF 2023, ternyata Indonesia berada di posisi paling bawah dalam cakupan layanan air minum perpipaan di kawasan ASEAN.
Dengan cakupan hanya 19,47 persen, Indonesia bahkan tertinggal dari negara-negara tetangga yang ekonominya jauh lebih kecil seperti Myanmar (27 persen), Kamboja (25 persen), bahkan Timor Leste (58 persen).
Bandingkan dengan Singapura dan Brunei yang sudah mencapai cakupan 100 persen, Malaysia 95 persen, dan Thailand 71 persen.
“Data yang kontras ini menunjukkan bahwa sistem penyediaan air minum di Indonesia belum bergerak secepat yang dibutuhkan ” ujarnya.
Namun, asa belum padam.Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan visi ambisius dalam Asta Cita yakni menuju swasembada air tahun 2029.
Targetnya jelas mendorong cakupan air minum perpipaan hingga 40 persen dari posisi saat ini yang masih tertahan di angka 22 persen atau tahun 2025.
Visi tersebut menjadi alarm sekaligus arah bahwa pembenahan total di sektor air minum dan sanitasi mutlak diperlukan.
“Butuh invetasi besar, reformasi kelembagaan, tata kelola yang transparan, serta kemauan politik yang kuat.Karena, air bukan hanya soal teknis, tetapi juga keadilan sosial,” pungkasnya.(Lasman)