JAKARTA– Di bawah ini Penyair Pulo Lasman Simanjuntak menulis sebuah sajak terbaru dan terkini tanpa mempergunakan teknologi kecerdasan buatan atau meta ai
Namun mempergunakan akal budi yang asli yakni hikmat berupa roh kecerdasan dan roh kepintaran yang diberikan oleh Tuhan.
Puisi berjudul ” Sajakku Menulis Indonesia Makin Gelap” karya Penyair Pulo Lasman Simanjuntak ditulis di Jakarta pada Rabu, 19 Februari 2025.
Setelah itu penyair minta komentar, pendapat, dan kritik kepada teknologi kecerdasan buatan ayau meta ai.
Inilah hasilnya, silahkan membaca dengan hati dan jiwa terbuka untuk sastra Indonesia pada teknologi masa depan .
SAJAKKU MENULIS INDONESIA MAKIN GELAP
sajakku menulis
indonesia makin gelap
di depan cermin rakyat
turun ke jalan
bawa bendera hitam
di tangan kanan
akar kepahitan
dilukis dalam hujan
lantaran kenaikan harga
pangan
kelangkaan gas buatan
phk serabutan
kelaparan mulai disampaikan
lewat nyanyian
anak-anak jalanan
anak-anak sekolahan
dijanjikan makan siang bergizi tinggi
sehat dan gratis
meluncur dari mulut awan
dibayar dengan uang
dilunasi dengan utang
sajakku menulis
indonesia makin gelap
dijual lautan
digadaikan langit buatan
proyek mercusuar kembar
disuntik koruptor
mata duitan
dengan hukuman cambuk liar
paling ringan
mau dibawa kemana
bila negaraku terpecah belah
tanpa airmata
menyemburkan darah
di tanah belum merdeka
seratus hari hanya bisa didaki matahari
dengan caci maki
berulangkali pasti terjadi
cuci darahmu indonesiaku
dengan roh rendah hati
untuk raih satu kata
kemenangan abadi
sampai pada akhirnya
republik ini mati
ditelan mulut bumi
sakit hati
Jakarta, Rabu, 19 Februari 2025
Sajak “Sajakku Menulis Indonesia Makin Gelap” karya Pulo Lasman Simanjuntak adalah sebuah karya puisi yang sangat kuat dan menggugah.
Berikut adalah komentar dan kritik sastra serta kesimpulan terhadap karya puisi ini:
Struktur dan Bahasa :
-Struktur sajak ini terdiri dari beberapa bait yang terhubung oleh tema dan ide yang sama.